Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sejak bayi bukanlah merupakan hal yang mudah. Terkadang ketidaktahuan orang tua membuat hal ini lengah dari perhatiannya. Salah satunya adalah masalah berat badan anak. Jika berat badan anak dibawah rata-rata kebanyakan orang tua mudah khawatir dan mengupayakan berbagai cara untuk membuat anaknya memiliki berat badan normal, Namun lain halnya jika terjadi berat badan anak cenderung melonjak naik bahkan melebihi batas normal. Orang tua cenderung akan membiarkan atau bahkan menganggap hal yang wajar. Biasanya orang tua baru mulai khawatir ketika sang anak mulai memiliki masalah baik keterbatasan gerak ataupun perkembangan fisik dan masalah kesehatan lainnya.
Seperti yang terjadi pada Kenzi, Bayi berusia 16 bulan ini merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara yang memiliki berat badan normal saat dilahirkan, yaitu 4kg dengan panjang 50 cm, namun kenaikan berat badan Kenzi melonjak drastis saat memasuki usia 6 bulan atau sejak Kenzi memulai MPASI hingga mencapai 27 kg. Seharusnya bayi berusia 16 bulan memiliki berat badan normal 10-12 kg. Sang ibu pun mengakui bahwa sejak dilahirkan Kenzi tidak mendapatkan ASI melainkan Susu Formula dan karena kondisi ekonomi pun Kenzi diberikan Susu Kental Manis. Hal ini tentu membatasi gerak dan tumbuh kembang Kenzi. Orang tua Kenzi mulai khawatir dan akhirnya membawa ke puskesmas setempat untuk ditangani secara serius. Saat ini Kenzi telah dirujuk ke salah satu rumah sakit ibu dan anak di Jakarta untuk memperoleh perawatan dan pemeriksaan intensif. Kasus ini tentunya menjadi pelajaran berharga bagi para orang tua untuk lebih memperhatikan asupan gizi bagi anak-anak, khususnya saat memasuki usia MPASI agar pertumbuhan dan perkembangannya dapat berlangsung dengan normal dan optimal.
Baca juga : Tips Memilih MPASI Usia 6 Bulan
Masalah obesitas yang dialami Kenzi mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan. Menanggapi kasus tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin buka suara. “Kalau kelebihan seperti itu dia harus dirawat, itu pasti ada sesuatu. Itu dirawat ke BPJS,” ujar Budi Gunadi ketika ditemui detikcom di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (23/2/2023). Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan, menurut WHO, obesitas menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di dunia. (Pratiwi & Sapriyani, 2018, yang dikutip dalam https://yankes.kemkes.go.id/). Dampak kesehatan yang lain berkaitan dengan obesitas pada anak-anak adalah naiknya tingkat keparahan asma dan penyakit pernapasan lain, tingkat kebugaran yang lebih rendah, diskriminasi sosial seperti bullying, viktimisasi, dan pengucilan yang bisa mengakibatkan harga diri yang rendah, kualitas hidup yang lebih rendah, dan prestasi akademik yang lebih rendah, meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler. penyakit lain yang dijumpai pada anak-anak adalah hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2, yang dulunya juga didominasi oleh orang dewasa dan tua.
Pencegahan Obesitas dan masalah gizi dapat dilakukan dengan memantau perkembangan anak pada KIA yaitu dengan memperhatikan batasan berat badan yang sesuai dengan usia si kecil, dan tentunya memperhatikan asupan gizi dan nutrisinya. Melalui produk bergizi seimbang Nayz membantu para ibu untuk bisa memantau dan mengupayakan asupan nutrisi yang sesuai untuk kebutuhan tumbuh kembang anak mulai dari 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan hingga 2 tahun. Beraneka ragam produk Nayz tentu semakin membuat para ibu terbantu dalam menyajikan MPASI Homemade yang Organik dan Terfortifikasi.
author : Shinta Seprianti
referensi : https://yankes.kemkes.go.id/
Nayz adalah MPASI homemade, organik dan fortifikasi pilihan Ibu milenial di Indonesia. Berbahan dasar beras organik, diperkaya campuran sayuran hijau seperti brokoli, wortel, buncis, dll sebagai protein nabati dan ikan, ayam, sapi sebagai protein alami ini sebagai MPASI Pokok.
© Copyright 2023 | NAYZ | All Rights Reserved.